Tugas
Makalah KMB III
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
“KEMASUKAN
BENDA ASING PADA TELINGA”
Disusun
Oleh
Kelompok
VII
§ I Gede Fajar Gunawan
§ Novita salewangi
§ Olivia kayori
§ Nur Intan Permatasari
Nursing Academy of
Salvation Army
2012/2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan
kompleks (pendengaran dan keseimbangan).
Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan
pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui
bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus
B. Etiologi dan Faktor Pencetus
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
benda asing diliang telinga yaitu :
1.
Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada
anak-anak balita.
2.
Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang
dewasa sewaktu menggunakan alat-alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai
korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga.
3.
Faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana
benda asing masuk kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan
nyamuk.
Berikut beberapa benda asing yang sering
masuk ke telinga dan penangangan pertama yang bisa dilakukan:
a. Air
Sering kali saat kita heboh
mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke dalam telinga. Jika telinga
dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga
kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi
mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya. Segera kunjungi
dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.
b. Cotton Buds
Cotton buds tidak di anjurkan
secara medis untuk membersihkan telinga.
Selain kapas bisa tertinggal di dalam
telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak
hati-hati menggunakannya. Basahi cotton buds dengan menggunakan air hangat,
jangan menggunakan cotton buds dalam keadaan kering atau berminyak karena itu
memungkinkan terjadinya iritasi pada telinga.
c. Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering
tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinganya. Misalnya, manik-manik
mainan. Jika terjadi, segera bawa ke dokter THT. Jangan coba-coba
mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang
praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut dan
disertai dengan keterampilan khusus untuk menangani masalah ini.
d. Serangga
Bila telinga sampai
kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam telinga. Pada
prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat binatang
seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
C. Patofisiologi
Benda asing yang masuk ke telinga
biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain pada anak – anak yaitu
factor kesengajaan dari anak tersebut, factor kecerobohan misalnya menggunakan
alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun
lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air,
serangga seperti lalat atau nyamuk .
Masuknya benda asing ke
dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan
perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan
benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan
benda asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda tersebut
ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan
melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane
timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga atau
otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.
D.
Manifestasi klinik
Efek dari masuknya benda
asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar dari tanpa gejala sampai dengan
gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran.
• Merasa tidak enak ditelinga :
Karena benda asing yang masuk pada telinga,
tentu saja membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah
membersihkan telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang
mauk kedalam menjadi masuk lagi.
• Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk
kedalam liang telinga, tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.
• Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat
pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak
perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara
ke telinga tengah.
• Rasa nyeri telinga (otalgia)
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi
akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus
lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda
berkembangnya komplikasi telinga akibat benda asing.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan Otoskopik
Mekanisme :
- Bersihkan serumen
- Lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi :
- Warna kemerahan, bau
busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi
- Kemungkinan gendang
mengalami robekan.
- Warna kebiruan dan
kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang.
b. Pemeriksaan Ketajaman
Test penyaringan sederhana
1. Lepaskan semua alat bantu dengar
2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan
cara tutup salah satu telinga
3. Berdirilah dengan jarak 30 cm
4. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak
(tutup mulut)
c. Uji Ketajaman Dengan Garpu Tala
Uji weber
1. Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
2. Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada
telapak tangan
3. Letakan tangkai garpu tala pada puncak
kepala pasien.
4. Tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi
yang paling keras.
Interpretasi
1. Normal:
suara terdengar seimbang (suara terpusat pada ditengah kepala)
2.Tuli kondusif: suara akan
lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi: otosklerosis, OM) akan
menghambat ruang hampa.
3. Tuli sensorineural: suara lateralisasi
kebagian telinga yang lebih baik.
Uji Rine
1. Membandingkan konduksi udara dan tulang
2. Pegang garpu tala, pukulkan pada telapak
tangan
3. Sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus
mastoid, apabila bunyi tidak terdengar lagi
pindahkan kedepan lubang telinga (2 cm)
4. Tanyakan pasien, kapan suara tak terdengar
(hitungan detik)
5. Ulangi pada telinga berikutnya
Interpretasi
1. Normal: terdengar terus suara garpu tala.
2. Klien dengan tuli kondusif udara:
mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi tulang (Rinne negatif).
F. Pencegahan
Usaha
pencegahan
a. Kebiasaan
terlalu sering memakai cotton bud untuk membersihkan telinga sebaiknya dijauhi karena
dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti kulit telinga kita yang
ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat gerakan menyapu kotoran di
telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilangJika
kulit kita lecet dapat terjadi infeksi telinga luar yang sangat tidak nyaman
dan kemungkinan lain bila terlalu dalam mendorong Cottonbud, maka
dapat melukai atau menembus gendang telinga. Sebaiknya bersihkan telinga 2-3
kali dalam seminggu.
b. Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian
pada anak-anak, dapat tejadi bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang
fatal dapat menyumbat jalan nafas (obstruksi jalan nafas).
G.
Penatalaksanaan
Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau alligator
(khususnya gabah). Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya dikeluarkan dalam
narcosis umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
• Bila benda asing berupa binatang atau
serangga yang hidup, harus dimatikan dulu dengan meneteskan
pantokain,xylokain,minyak atau alcohol kemudian dijepit dengan pinset.
Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan
hati- hati biasanya dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Bila pasien tidak
kooperatif dan beresiko merusak gendang telinga atau struktur- struktur telinga
tengah, maka sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan.
Kemudian
benda asing dikait dengan pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah benda
asing keluar, liang telinga dibersihkan dengan larutan betadin. Bila ada
laserasi liang telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3 hari dan
analgetik jika perlu
Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian
pada anak yang tidak kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala
yang sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena
dapat menyebabkan trauma pada membran timpani.
Pengambilan benda asing dari kanalis
audiotorius eksternus merupakan tantangan bagi petugas perawatan kesehatan.
Banyak benda asing (misalnya : kerikil, mainan, manik-manik, penghapus) dapat
diambil dengan irigasi kecuali ada riwayat perforasi lubang membrana timpani.
Benda asing dapat terdorong secara lengkap ke bagian tulang kanalis yang
menyebabkan laserasi kulit dan melubangi membrana timpani pada anak kecil atau
pada kasus ekstraksi yang sulit pada orang dewasa. Pengambilan benda asing
harus dilakukan dengan anatesia umum di kamar operasi.
H. Konsep dasar asuhan keperawatan
A. Pengkajian Fokus
a. Riwayat masuknya benda asing pada telinga
Tanyakan kepada klien mengenai proses
terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga, apa jenis benda asing yang
masuk apakah itu serangga, manik-manik, kerikil dll, tindakan yang sudah
dilakukan di rumah.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama saat MRS
Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya
mulai menurun, nyeri, rasa tidak enak ditelinga.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehtan masa lalu yang berhubungan
degan gangguan pendengaran karena benda asing adalah kebiasaan dan kecerobohan
membersihkan telinga yang tidak benar.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penggambaran lengkap masalah
telinga, termasuk infeksi, otalgia, otorea, kehilangan pendengaran. Data
dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas masalahnya, penyebabnya dan
penanganan sebelumnya.
4) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi daun telinga
Mekanisme
• Dewasa: ditarik keatas-kebelakang
• Anak: Kebelakang
• Bayi: kebawah
Hal yang perlu diperhatikan :
• Posisi
• Warna
• Ukuran
• Bentuk
• Kesimetrisan
• Seluruh permukaan dan lateral
Palpasi
• Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri
pembengkakan dan nodul-nodul.
• Palpasi prosesus mastoideus: nyeri,
pembengkaka dan nodul.
• Lakukan penarikan terhadap lobus lunak
bagian bawah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik ,kimia
2. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
3. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpani
2. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
3. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpani
C. Intervensi
2. a. dx : Nyeri akut
b.d. agen cedera biologis, fisik ,kimia
b. Tujuan
Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang, KH:
1. Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
2. Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.
Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang, KH:
1. Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
2. Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.
c. Intervensi
1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-10 )
2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.
Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi
1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-10 )
2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.
Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi
d. rasional
1. Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
2. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri.
1. Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
2. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri.
2. a. dx :
Gangguan sensori
persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
b.Tujuan
Setelah
diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat,KH:
1. Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara
1. Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara
dan sisi
paling keras dan keras dari garputala,
membedakan suara jam dengan gesekan tangan
2. Pasien tidak meminta mengulang setiap
pertanyaan yang diajukan kepadanya
c. Intervensi
1. Observasi ketajaman pendengaran,
catat apakah kedua telinga terlibat
2. Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika diperlukan seperti musik lembut
3. Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan
2. Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika diperlukan seperti musik lembut
3. Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan
d.
Rasional :
1. Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2. Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang
3. Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan
1. Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2. Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang
3. Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan
b.
Tujuan
Setelah
diberikan asuhan keperawatan, risiko infeksi tidak terjadi, KH:
-
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa )
-
Tanda- tanda vital dalam batas normal
c.
Intervensi
1. Observasi adanya tanda-tanda
terjadinya infeksi ( kalor, dolor, rubor, tumor dan fungsiolesa)
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Pertahankan tehnik aseptik dalam melakukan tindakan
4. Kolaborasi: Berikan antibiotika sesuai indikasi
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Pertahankan tehnik aseptik dalam melakukan tindakan
4. Kolaborasi: Berikan antibiotika sesuai indikasi
d.
Rasional :
1. Mengetahui tanda-tanda terjadinya infeksi dan indicator dalam melakukan intervensi selanjutnya
2. Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.
3. Tindakan aseptik saat merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi.
4. Menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur dan menurunkan risiko infeksi
Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan
1. Mengetahui tanda-tanda terjadinya infeksi dan indicator dalam melakukan intervensi selanjutnya
2. Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.
3. Tindakan aseptik saat merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi.
4. Menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur dan menurunkan risiko infeksi
Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan
D. Implementasi
Melaksanakan/ melakukan tindakan yang telah direncanakan
sesuai dengan intervensi untuk kesembuhan dan meningkatkan
kesehatan klien.
E. Evaluasi
Pada tahap ini perawat akan mengevaluasi atau melakukan
pemeriksaan kembali untuk mengetahui sejauh manakah perkembangan terhadap
pasiennya serta untuk mengetahui apakah intervensi dan implementtasi telah
tercapai atau belum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda
asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga,
tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk
tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis
eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda
tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh
setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan
nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal
ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda
asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah
melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak
terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya
bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian
khusus
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bermanfaat bagi
mahasiswa dan dapat diterapkan. Dan
untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal sebaiknya
proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang membantu memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya ini, yaitu makalah Keperawatan Medical Bedah 1 (KMB 1) ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Ibu. Niluh Emilia, S.Kep yang telah membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah berikan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang juga membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.
DAFTAR ISI
·
Halaman
Judul . . . . . . . .
·
Kata
Pengantar . . . . . . . .
·
Daftar
Isi . . . . . . . . .
·
BAB
I : Pendahulaun . . . . . . .
A.
Latar
Belakang . . . . . . .
B.
Tujuan . . . . . . . .
·
BAB
II : Pembahasan . . . . . . .
A.
Definisi . . . . . . . .
B.
Etiologi dan Faktor penceus . . . . .
C.
Patofisiologi . . . . . . .
D.
Manifestasi
Klinik . . . . . .
E.
Pemeriksaan
penunjang . . . . . .
F.
Pencegahan . . . . . . .
G.
Penatalaksanaan . . . . . . .
H.
Asuhan
Keperawatan . . . . . .
·
BAB
III : Penutup . . . . . . . .
A.
Kesimpulan . . . . . . .
B.
Saran . . . . . . . .
Daftar
Pustaka .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Benda asing merupakan
benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan
normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kejadian tersebut
kejadian tersebut banyak penyebabnya, pada orang dewasa biasanya dengan mencoba
membersihkan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau pada anak-anak yang
dengan sengaja memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.benda
asing di telinga dapat memiliki efek atau tidak. Bisa tanpa gejala sampai
dengan gejala nyeri berat sampai dengan terjadinya penurunan pendengaran.
Kejadian tersebut terkadang dianggap remeh oleh penderita atau keluarganya.
B. Tujuan
1.
Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran
asuhan keperawatan pada pasien kemasukan benda asing pada telinga sehingga
apabila menemui pasien dengan penyakit ini, kita bisa melakukan dan memberikan
asuhan keperawatan padanya.
2.
Tujuan kusus
Setelah
melakukan pembelajaran tentang kemasukan benda asing pada telinga. Maka
mahasiswa/i diharapkan :
·
Mampu Melakukan pengkajian keperawatan pada
klien dengan kemasukan benda asing pada telinga.
·
Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien
dengan kemasukan benda asing pada telinga.
·
Mampu Melakukan intervensi keperawatan pada
klien dengan kemasukan benda asing pada telinga.
·
Mampu Melakukan implementasi keperawatan pada
klien dengan kemasukan benda asing pada telinga.
·
Mampu menentukan evaluasi keperawatan pada klien
dengan kemasukan benda asing pada telinga.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC.Pearce, Evelyn C. 1979.
Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4.Jakarta : EGC.Soepardi, Efiaty Assyad dkk.
Telinga Hidung Tenggorok edisi 3. Jakarta. BalaiPenerbit FKUI.Syaifuddin. 1997.Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2.Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar